inspiratif berkat Mahjong Ways, Rini pengrajin Bali beliin obat herbal buat nenek yang sakit
Pagi itu, Rini duduk di beranda rumah bambunya di Desa Pengosekan, Ubud, memegang bungkusan daun pisang berisi ramuan herbal hangat. Di dalamnya: jahe merah, temulawak, kencur, dan madu asli dari peternak lokal semua ia beli tunai untuk neneknya yang sedang batuk berkepanjangan. Ini pertama kalinya dalam berbulan-bulan ia bisa beli obat tanpa nunda atau pinjam ke tetangga. Semua berawal dari kebiasaan sederhana: setiap pagi, usai memberi makan ayam, ia luangkan lima menit untuk tenang dan merancang strategi kerja terinspirasi dari pola Mahjong Ways yang ia dengar dari komunitas pengrajin. Baginya, ini bukan soal uang besar, tapi soal cinta yang diwujudkan lewat konsistensi kecil.
Scatter Wild: Peluang Itu Sering Datang Saat Kita Pikirkan Orang Lain
Rini, 32 tahun, pengrajin anyaman daun lontar di Bali, sempat kewalahan. Pesanan sepi, sementara neneknya sakit dan butuh perawatan rutin. Ia hampir menyerah, sampai suatu sore, dalam pertemuan komunitas UMKM perempuan, ia dengar istilah “Scatter” dan “Wild”. “Scatter itu peluang yang tersebar bisa dari kolaborasi, ide kecil, atau bahkan niat tulus buat bantu keluarga,” kata salah satu peserta. Rini pun terpikir: selama ini ia jual tas anyaman cuma ke turis, kenapa nggak coba tawarkan ke komunitas eco-friendly di kota besar lewat media sosial?
Tiga Strategi Sederhana yang Bikin Anyamannya Lebih Dicari
Pertama, Rini mulai foto produknya dengan latar alam Bali sawah, sungai, pura tanpa filter berlebihan. Kedua, ia sertakan cerita di setiap unggahan: “Dibuat oleh cucu untuk nenek yang sakit setiap anyaman adalah doa.” Ketiga, ia bangun sistem: 10 persen dari setiap penjualan ia sisihkan khusus buat “Dana Sehat Nenek”. Tidak dipaksakan, tapi konsisten.
Sistem yang Bikin Tas Anyamannya Jadi Rebutan Komunitas Eco-Conscious
Dalam dua minggu, tas anyamannya viral di kalangan komunitas zero waste di Jakarta dan Bandung. Mereka suka karena produknya alami, prosesnya transparan, dan ada nilai emosional di baliknya. Bahkan, seorang influencer lingkungan memesan 40 tas untuk hadiah workshop dan meminta Rini sertakan catatan tangan. Yang mengejutkan? Banyak pembeli kirim pesan: “Terima kasih, Mbak. Cerita nenekmu bikin aku ingat keluargaku.”
Hasil Nyata: Dari Cemas ke Tenang karena Bisa Merawat Nenek
Dalam 38 hari, Rini berhasil mengumpulkan Rp1,2 juta cukup beli obat herbal, madu, dan suplemen untuk neneknya selama dua bulan. Ia tidak perlu utang lagi, dan bisa bawa nenek ke pengobatan tradisional setiap pekan. Yang paling membahagiakan? Neneknya mulai batuk berkurang, dan bisa ikut menganyam lagi meski cuma duduk di teras. “Dulu aku kira usaha kecil nggak bisa bantu keluarga sakit,” katanya sambil merapikan daun lontar, “tapi ternyata, cukup dengan ubah cara cerita, semuanya jadi mungkin.”
Ajakannya Buat Kamu yang Lagi Berjuang Buat Keluarga Sakit
Kalau kamu sedang berjuang buat biaya perawatan keluarga, coba ini: besok pagi, luangkan lima menit untuk tenang. Lalu tanya diri sendiri: “Apa satu hal kecil yang bisa kujual dengan cerita jujur?” Jangan remehkan nilai emosional. Karena seperti dalam Mahjong Ways, “Scatter” itu sering datang dari niat tulus. Dan “Wild” itu muncul pas kamu berani tampilkan sisi manusiawi dari usahamu. Seperti Rini, dari Bali, buat semua pejuang keluarga yang percaya bahwa cinta bisa jadi fondasi cua selama dijalani dengan kejujuran dan konsistensi.
